Cari Postingan

Terjemahkan Blog dengan klik bendera yang ada dibawah ini :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bayi mungil itu bernama Aqila

"Bobo",  Pagi hari 2 jam sejak kelahirannya
Sore Hari aqila membuka mata sipitnya

Sejak awal januari adikku sudah diliputi rasa bahagia menanti kehadiran anak ketiganya. maklum anak pertama dan keduanya laki-laki dan Hasil USG Kehamilannya kali ini menunjukkan bahwa anak ketiga mereka berjenis kelamin perempuan. kebayang kan bahagianya mereka.

Adikku yang mau melahirkan, eh... aku dan ibuku serta saudara yang lainnya yang diliputi rasa khawatir karena prediksi kelahiran anaknay adalah pertengahan bulan Januari 2014. Aku sih berharap anakknya bisa lahir pada tanggal 13 Januari biar sama dengan hari kelahiranku. hampir setiap hari tak henti aku menanyakan perkembangan adikku, pagi, siang dan malam, dirumah dan dikantor tak hentinya aku menanyakan kapan lahiran.... apa sudah ada tanda lahir.... dan sebagainya. rasa cemaspun meliputi pikirannku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada adikku dan bayinya.
Bolak-balik memeriksakan kondisi kandungannya pada bidan yang menangani kelahiran, tak kunjung juga menunjukkan hasil tanda-tanda jelang kelahiran. tapi kondisi bayi dan ibunya Alhamdulillah sehat. "Secantik apa sih nduk wajahmu.....",  itulah yang menjadi pertanyaanku dalam hati.

Hari yang dinantipun tiba, subuh adikku merasakan tanda lahir, dan segera diapun dibawa oleh suaminya ke Rumah bersalin untuk mendapatkan pertolongan kelahiran, tepat jam 09.00 wita, Bayi mungil putih dan lucu itupun lahir, bahagia tak terkira saat aku mendapat kabar kelahiran ponakanku dikantor pagi tadi. rasanya pengen cepet2 pulang kantor. 

Sore hari sepulang dari kantor aku dan anakku langsung meluncur ke rumah bersalin tempat adikku melahirkan. akupun langsung menggendong bayi mungil yang masih merah yang tertidur pulas dalam bedongan. lepas magrib suami dan anak tertuaku menyusul ke rumah bersalin.

Bingung dimana tembuni akan ditanam, akhirnya aku mengajukan usulan agar Penguburan ari-ari dirumah saja. dan jadilah suamiku serta iparku warsito dibuat sibuk mempersiapkan lampu, kabel dan ember untuk menanam tembuni. Konon katanya, Menurut kepercayaan masyarakat di Samarinda, tembuni adalah sauda­ra si bayi, oleh sebab itu, harus dipelihara dan dirawat dengan se­baik-baiknya. Itulah sebabnya ari-ari itu harus ditanam pada tembikar khusus tembuni yang telah dibungkus kain putih sebelunya. dan selama 40 hari, tempat timbunan tembuni itu, tetap diterangi dengan.lampu simbol agar bayinya kelak mempunyai hati yang terang, pikirannya, akalnya agar menjadi terang.dan ditutup ember sebagai simbol pelindung dari hujan dan matahari. Yah.... ngikut aja. kan kata pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Asal jatuhnya tidak syirik dan menyekutukan Allah lho....

Kamipun kembali kerumah jam 23.00 wita malam. dengan segudang bahagia akan kelahiran ponakanku tersayang. princess Aqila aku memanggilnya