Cari Postingan

Terjemahkan Blog dengan klik bendera yang ada dibawah ini :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kesah Aku, Benanga, Sama', dan Rinda

Tulisan ini terispirasi saat selepas pertemuan Bincang Sastra bersama para teman dan sahabat dari Komunitas JPK (Jaring Penulis Kaltim), dimana saya menemani teman2 untuk sejenak melihat-lihat Bendungan Benanga, dan saat itulah terlintas untuk mengabadikan kisah jebolnya dinding Waduk Benanga di tahun 1998 dengan sedikit menambahkan kisah cinta di dalamnya. Berharap semakin Banyak Pustakawan yang mau bergabung untuk memajukan dunia literasi.

Tokoh pada kisah ini fiktif belaka, jika ada persamaan tokoh dan karakter itu hanya satu kebetulan semata
               
                   Samad lahir dan dibesarkan dikota samarinda, panggilannya Sama karena orang bugis memiliki kebiasaqan mengurangi dan melebihkan huruf belakang, itu karena pengaruh dialeg bahasa daerah saja. Tak seperti hari biasanya sangat riang karena hari ini niatnya untuk Perpustakaan Daerah mengajak sang kekasih Rinda Anum di setujui oleh rinda, walaupun sedikit Modus didalamnya.

                Rinda adalah wanita yang selama ini dikaguminya, selain cantik, pintar dan yang pasti mereka memiliki hobby yang sama yaitu membaca. Berbagai strategipun dijalankannya demi mendapat tempat di hati sang kekasih. (“Emang muat klo Sama dimasukkan ke dalam hati rinda?, sudahlah...)

                Menjadi nyamuk diantara mereka membuatku sedikit iri, tapi untuk berbuat baik agar Sama bisa mendapat kekasih pujaan hatinya membuatku rela berteman dengan nyamuk-nyamuk yang sesekali menyapaku.
                Selepas magrib Samad sudah menjemputku untuk menemaninya menjemput Rinda sang Pujaan hati.
                “Assalamu Alaikum”, Sama ucapkan sembari mengetuk pintu
                “Wa’alaikum salam “, balas ibu Rinda membukakan kami pintu
                “Silahkan masuk nak,  Rinda sedang bersiap-siap dikamarnya, emangnya kalian mau kemana”, tanya ibu Rinda

                “Aanu bu kami mau kekantor Perpustakaan Daerah mencari materi tugas Kampus”, jawabku berbohong (untuk apa yo aku berbohong demi Sama teman sepermainanku saat masih kecil, sabar...sabar.... , maaf bu sudah membohongi ibu, itu calon menantu ibu kelak, ya... walaupun belum pasti sih, karena jodoh ditangan Tuhan)

Pertemuan JPK Edisi ke II, Akulah Sang Tuan Rumah


Pertemuan JPK yang kedua bagiku, semakin terasa kekeluargaan dan kebersamaannya. Semangat untuk menulis dan menghasilkan sebuah karya, semakin besar, dari pertemuan ini saya berencana akan membuat sebuah cerpen bertema Benanga.

Pertemuan kali ini mengupas tuntang soal tulis menulis, tips trik, judul apa yang akan dipilih, apa yang akan disampaikan, bahasa apa yang bagus untuk digunakan.

yah cuma itu yang saya bisa tarik garis besarnya, mungkin karena memori di kepala cuma berisi 4 GB kali dan mungkin karena faktor saya yang jadi tuan rumah (ngeles.com). kalo mau tau pembahasan lengkapnya yuk klik link FB Dyan Agustina Ali klo ini mah "Seng ada lawang", memorinya super duper, mungkin 300 GB, santai tanpa catatan, tampi mampu menggambarkan secara rinci dan gamblang. Jangan salah.... dia salah satu guru terbaik dan berprestasi di sekolah kami lho... Satya Lencana daqri Pak Jokowi aja sudah disematkan di dadanya. tapi dia selalu menjadi orang yang rendah hati. 100 jempol untuk Miss D.

Menu hari ini menu ala desa dan menu ala kadarnya saja, Alhamdulillah lidah mereka bisa menerima, yang istimewa dari suguhan hari ini adalah sambel tumpang ala Miss D yang dipuji enak oleh Pak De'Narto.

Seusai acara bincang sastra, kami menyempatkan diri ke Bendungan Benanga. Asyik bukan. sayangnya cuaca hari ini kurang mendukung, jadilah mereka pulang terjebak banjir dimana-mana. Pertemuan kali ini menjadi pengalaman tak terlupakan buat mereka.

Baca Juga : Diskusi Sastra DI Lembah Penantian Kekasih

Bergabung di Komunitas Jaring Penulis Kaltim

Berkumpul bersama mereka, mengupas habis tentang satra dan seni membuat wawasan semakin luas. Betapa aku bukan siapa-siapa. Semakin memahami bahwa Belajar bisa dimana saja. Memilih teman yang tepat juga adalah belajar.

Hari pertama bergabung tepatnya 14 Januari di Langsungkan di Kampung Literasi Komunitas Ladang, disana bertemu dengan Mas Ebid, Pak De' AGus, Pak Herman, Pak Dahri, Mas Pandu, Mas Cai, Mas Panji dan jantung hatinya, serta Mas Amin dan teman hidupnya

Bincang sastra saat itu membahas karya sastra sebuah antologi cerpen pilihan Kompas Tahun 2014 Karya Faisal Oddang yang berjudul Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon: 

dari pembahasan hari ini, banyak istilah sastra yang susah dipahami umum yang digunakan Faisal Oddang pada karyanya. Fasial Oddang mengenalkan sebuah Tradisi penguburan jasad bayi pada pohon yang dilakukan di Tanah Toraja. Mungkin inilah salah satu yang membuat cerpen ini menjadi booming karena mengangkat kebudayaan lokal.

Walaupun 19 tahun berdomisili di Kota Makassar, hari ini saya baru tau, kalau selain upacara "Ma'badong" untuk penyelenggaraan jenazah yang dikuburkan dalam gua, ternyata ada satu perlakuan penguburan jenazah lainnya yang dikubur pada batang Pohon Tara.

16 Tahun Pernikahanku....

Semakin hari saya semakin yakin bahwa lelaki yang saya pilih adalah jodoh yang sudah ditakdirkan Allah untukku.Saling percaya dan menerima itu kuncinya, rumah tangga tanpa kepercayaan seperti mobil tanpa bensin, tidak akan bisa pergi kemana-mana. Masih terbesit dalam ingatan terpatri indah dihati, kenangan yang tak akan kulupakan seumur hidupku saat kami berdua duduk dipelaminan, serasa baru kemarin kami mengucapkan janji suci pernikahan. Setiap detik waktu kulalui bersama Suamiku Tercinta yang hingga saat ini menjadi orang yang sangat aku sayangi dan hormati. Walau sesekali badai dan ombak datang menggulung bahtera kehidupan kami. Tapi semua tetap kami arungi bersama dalam samudera cinta kasih dan Terangkai indah dalam biduk kehidupan anak manusia.

Menasehati dan senantiasa mengingatkanku bahwa segala apa yang ada dibumi ini hanya Titipan Allah semata, Nyawa, anak, harta tahta dan Pangkat serta semua yang ada di bumi akan kembali kepada Sang Maha Kuasa pemilik yang kekal abadi disisi Ilahi. Memanfaatkan setiap waktu yang kita miliki dengan beribadah dan mengikuti segala perintahnya serta menjauhi segala larangannya.

Muhasabah Diri .......

Tiga Hari Dalam Hidupku
KEMARIN yang takkan terulang
BESOK yang belum tentu menemuinya
HARI INI tempat menabung amalan kita

Mengawali pagi ini dengan semangat bahagia, ketika mendapat ucapan selamat dari Suami Tercinta, “Make a Wish….”, ucapan "MET MILAD", dari Sahabat terdekat dan keluarga tercinta kuterima hari ini, ya.... hari ini “Ulang Tahunku”, meskipun ucapan itu sudah tak sebanyak seperti tahun-tahun kemarin. maklum sudah gak muda lagi. 

Alhamdulillah Jazakumulloh khoiro untuk semua keluarga, sahabat dan teman temanku yang mendo'akanku hari ini, walaupun sebetulnya aku mengharapkan doa itu tak hanya hari ini saja, karena seharusnya kita berdoa itu setiap waktu, namun kebetulan kebanyakan dari mereka mendo'akan aku di hari lahirku, ya hari ini. Tak apalah... :)

Ya Rabb...semoga di jatah usiaku yang semakin berkurang aku tetap berada di jalan-MU, berada di bawah naungan Mahabbah-MU...