Cari Postingan

Terjemahkan Blog dengan klik bendera yang ada dibawah ini :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tawakal Saja Biar Allah yang Menyegerakannya

Sumber : dakwatuna.com
Oleh: Shita Ismaida

Kirim Print
email
Ada serumput bahagia menghempas jiwa, ada kesejukan mengalir tenang membasahi hati dalam raga, ada bias-bias cahaya yang terus memancar terang untuk memapah tiap langkah agar dapat berjalan.

Sejenak merenung, ada banyak permohonan yang hampir tak pernah putus terpanjatkan kepadaNya, namun…hingga sekarang belum juga terwujud.

Ada banyak permintaan yang terucap kepadaNya, namun hingga detik ini belum juga terpenuhi.  Mungkin, saya pernah merasakan lidah yang hampir kelu karena terus bermunajat namun belum juga terijabah, atau kelelahan batin yang begitu meletihkan karena doa yang hampir selalu terucapkan, namun belum juga terjawab.

Sungguh, tiap-tiap bait dalam doa yang terucapkan bagi saya itu adalah energi yang membentuk ketahanan kita dalam menghadapi ujian hidup. Ia adalah senjata, karena dengannya kita mendapat bantuan dari yang Maha Kuat.

Ya…kekuatan iman kita justru akan semakin tampak tatkala kita berupaya sekuat tenaga dan terus menerus memanjatkan doa, namun kita belum juga merasakan perubahan.

Kembali teringat akan sebuah kutipan kata yang begitu membekas dan mengena di hati “Iman seorang mukmin akan tampak di saat ia menghadapi ujian. Di saat ia tetap totalitas dalam berdoa tapi ia belum juga melihat pengaruh apapun dari doanya. Ketika, ia tetap tidak merubah keinginan dan harapannya, meski sebab-sebab berputus asa semakin kuat. Itu semua dilakukan karena ia yakin bahwa hanya Allah saja yang paling tahu apa yang lebih maslahat untuk dirinya.”

Hampir sama kondisinya dengan orang yang menaiki gunung tinggi. Ia dianjurkan untuk tidak terlalu sering melemparkan pandangannya ke atas gunung yang harus ia daki, karena bisa memunculkan ketidakpercayaan diri dan membebani langkahnya untuk terus mendaki. Tapi, ketika ia turun dari tempat yang tinggi, ia juga dianjurkan untuk tidak terlalu sering melihat jauh ke bawah. Karena jauhnya daratan yang ia lihat bisa menimbulkan kelemahan pada jiwa.

Adalah suatu kefitrahan bila kita merasa resah atas tiap bait-bait doa yang belum terjawab. Tawakal saja…bila kita tak pernah berhenti berdoa, dalam tiap kesunyian kita terus mengiba dengan penuh harap dan cemas dalam doa.

Bukankah orang-orang yang memohon dan menginginkan doanya segera terkabul, cepat terwujud adalah bukti dari kelemahan iman?

“Sesungguhnya Allah tidak pernah mengabulkan doa dari hati yang lalai.”

Akhirnya kita masih memiliki sumber kegembiraan sejati yaitu doa yang membuat keimanan kita semakin hari semakin kuat.

Maka sekarang tawakal saja…biar Allah yang menyegerakannya, menyegerakan kita dalam kebaikan yang menghantarkan kita menuju keridhaanNya.

Wallahu’alam Bish Showwab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.