Cari Postingan

Terjemahkan Blog dengan klik bendera yang ada dibawah ini :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cinta dan Benci

“Benci dan cinta adalah rasa yang saling berseberangan, keduanya mempunyai belahan berbeda, bila disaat kita membenci harus terus berusaha mencintai, dan ketika cinta itu sudah tidak ada maka janganlah menjadi benci “
jadi pembahasan hari ini adalah “antara cinta dan benci” dan didalam situ ada pertanyaan pertanyaan dan dengan jawaban dari mario teguh seperti ini :

Pak Mario, bagaimana caranya kita bisa mencintai orang yang kita benci ? dan jawaban mario teguh adalah : ” hmm bentar pak mau tanya, ngapain bapak mencintai orang yang bapak benci….lha wong mencintai yang kita cintai saja perlu usaha …….cari yang gampang gampang saja Pak……cintai saja orang yang bapak cintai, ngga usah pusing mencintai orang yang bapak benci”

pertanyaa berikutnya :
Pak Mario, bagaimana kalau karena kesalahan pasangan kita sehingga kita membencinya ? bagaimana mencitainya lagi ?…dan mario teguh menjawab ” ibu….apabila masalahnya bukan suami ibu berselingkuh maka cobalah dilihat sisi baiknya, sisi yang lain…….”

staetement yang lain adalah : cinta itu bukan buta, cinta itu melumpuhkan logika dimana semua orang bilang “jangaaannn”tetapi ia bisa bilang “iya”…..cinta itu perlu upaya perlu diperjuangkan, kawin bukan berarti semua sudah aman….tetapiharu di perjuangkan…….membuat kita menjadi manusia yang lebih baik……….
orang baik adalah orang yang melakukan kebenaran dan santun, orang benar yang tidak santun tidak bisa diterima juga, orang santun tapi ngga benar adalah penipu…..


perkawinan adalah kebaikan, bila didalam perkawinan sudah tidak ada kebaikan maka kita di berikan pikiran dan nurani oleh Tuhan untuk bisa melihat dan memutuskan lebih jauh atas apa yang terbaik yang akan membuahkan kebaikan.

Tak jarang kita menggali kubur dengan pola pikir yang kita miliki, kadang benci mendominasi cinta kadang juga sebaliknya. Tergantung keadaan saat itu, situasi dan kondisi dari dalam diri ataupun dari luar diri dan lingkungan tersebut, stimulus yang memberi jawaban untuk saat itu. Jadi, antara dua pilihan mana yang lebih kuat itu tidak konsisten pada penjawab dan 2 penjawab/ lebih belum tentu sama dengan alasan masing2, bersamaan dengan waktu dan keadaan si penjawab tersebut. Aku pilih cinta, karena benci cenderung negative kecuali membenci yang dibenci oleh-Nya. Cinta walaupun cinta juga sering kali memiliki nilai2 negatif bagi yang salah penempatannya.. mm.. dari vokalnya aja lebih enak didenger daripada benci..

Ketika cinta hadir di hati kita, semua terlihat indah dan baik.  Tapi ketika kebencian hadir di hati kita, yang terlihat cuma keburukan dan kekurangan. Cinta dan kebencian tipis sekali batasnya. Maka hati-hatilah !!! jangan mencintai terlalu berlebihan.Dan juga sebaliknya , jangan membenci secara berlebihan. :-)

Karena diriku tidak bisa membenci sekuat mencintai, karena sekuat apapun rasa benci itu akan selalu luluh oleh cinta. Kebencian hanya menyebabkan keterpurukan dan cinta dapat membuat seseorang grow stronger n stronger. Orang yang jadi lebih kuat karena membenci sesungguhnya lemah, karena dia tidak dapat menaklukan rasa benci di dalam dirinya…

Itu quote yang tadi pagi aku terima, tiba-tiba aku terhenyak dan diam sejenak . Beberapa waktu lalu aku pernah ada di situasi itu. Bahkan beberapa kali pernah terjebak di antara rasa keduanya.

Kemarin, rasa benci pernah begitu penuh didalam ruanghatiku, aku benci dengan semua yang ada , aku benci dengan semua keadaan yang menimpaku pada saat itu, dan yang paling parah adalah aku membenci orang yang pernah aku cintai. Rasa benci itu membuat aku sesak tak berdaya dan menggelepar bagai ikan kehilangan air. Rasa benci itu membunuhku perlahan.
Tak sadar aku simpan kebencian itu , di rongga-rongga kecil hati, tapi tak sadar juga ternyata itu telah keluar sampai mengalir ke pori-pori kulitku dan melenyapkan rasa cinta yang mungkin dulu terpelihara .
Duh .. kata-kata diatas seperti menampar aku saat ini. Pada saat membenci itu aku tidak ingin sama sekali mencintai, apa gunanya ? , tidak akan ada lagi cinta untuk rasa benci ini. Aku buat sebuah keputusan dengan rasa benci . Hmmm keputusan yang akhirnya tidak menjadi nyata ketika semua kebencian hilang karena rasa cinta ternyata lebih mewabah didalam nya . Cinta menunggu saat yang tepat untuk bersuara.

Jadi benar adanya ketika membenci tetaplah berusaha  mencinta .  Ketika amarah benci sudah di dada, tetap tanya relung hatimu tentang cinta mu yang pernah ada .

Di tempat lain, ketika rasa cinta memang sudah tidak ada , kebencian tidak boleh hadir menggantinya. Ya aku tidak boleh membencinya , kami bisa bersahabat, kami bisa bersaudara, kami bisa bersama untuk memberi kebahagian untuk dua mutiara cinta yang ada.

Hari ini hariku lengkap, kudapatkan cinta dan kulepaskan kebencian .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.