Namanya Khofid Fathur Rohman, duduk dibangku kelas 1 SD, Hobinya memancing, Setiap hari tak pernah dilewatkan untuk memancing disekitar rumah dan baju kotor bernodamenjadi pekerjaan tambahan saya sebagai Ibu. Maklumlah Mayoritas rumah kampung di Samarinda bawahnya masih berupa rawa, Apalagi di Kelurahan Pelita di Kecamatan Samarinda Ilir. jika musim penghujan datang maka banjir menjadi langganan kampung kami.
Hobi si bungsu bermula ketika suatu hari ayahnya mengajak mancing di Sungai Mahakam dan mendapat ikan patin, dari situlah adik mulai senang dengan memancing. sehingga ketika hari libur tiba ajakan memancing selalu dilontarkan kepada ayahnya. dan pada kesempatan hari itu ayahnya tak bisa menuruti ajakan si adik karena ayah sedang mengurus Burung Kenari yang Menetas. Maklum selain mancing si Ayah sangat hobi dengan memelihara Burung berkicau. Wal hasil hasil ayah mengantar adik ke sebuah rawa yang tak jauh dari rumah dan menyarankan si adik untuk memancing di rawa tersebut. "Dek nanti kalao ikannya dapat bawa pulang kerumah biar umpan dan ikannya ayah lepaskan ya", adikpun mengangguk dan serius dengan alat pancingnya.
"Yah dapat yah... tapi ikannya kecil-kecil..!", teriak adik menghampiri ayahnya. "Gak apa-apa... kalo adik sabar nanti juga dapat yang gede..!", ucap ayah menghibur si kecil. dan pada hari selanjutnya teriakan riuh anak-anak didepan rumah membuatku terkejut, setelah aku berlari keluar ternyata sikecil dengan bangganya memamerkan ikan besar pertama hasil tangkapannya sendiri. dan si Ibu sibuk mengambil kamera untuk mengabadikan moment tersebut.Hobi si bungsu bermula ketika suatu hari ayahnya mengajak mancing di Sungai Mahakam dan mendapat ikan patin, dari situlah adik mulai senang dengan memancing. sehingga ketika hari libur tiba ajakan memancing selalu dilontarkan kepada ayahnya. dan pada kesempatan hari itu ayahnya tak bisa menuruti ajakan si adik karena ayah sedang mengurus Burung Kenari yang Menetas. Maklum selain mancing si Ayah sangat hobi dengan memelihara Burung berkicau. Wal hasil hasil ayah mengantar adik ke sebuah rawa yang tak jauh dari rumah dan menyarankan si adik untuk memancing di rawa tersebut. "Dek nanti kalao ikannya dapat bawa pulang kerumah biar umpan dan ikannya ayah lepaskan ya", adikpun mengangguk dan serius dengan alat pancingnya.
Dan sekarang bagi adik setiap waktu senggangnya diisi dengan memancing dengan penuh kesabaran walau kecil seperti jari telunjuk ikan itu tetap dibawa pulang dan di taruh di dalam aquarium untuk dipelihara.
hari berikutnya anakku menjadi bolang ikan hasil tangkapannya dibawa pulang dengan kondisi mulutnya ditusuk pakai tusukan sate dan sesampainya dirumah ikan tersebut disiangi dan dipanggang sendiri, lalu dipun menikmatinya sendiri dengan sepiring nasi dan kecap.
Aku tak pernah melarang anakku dengan hobinya itu karena dengan memancing dia banyak belajar tentang : kesabaran, tak kenal putus asa, dan belajar mensyukuri nikmat yang sudah didapat. juga belajar menyiangi ikan kegemarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.