Pandangan lama menyebutkan " Kecerdasan adalah kemampuan matematis atau Intellectual Quotient." Paradigma itu perlahan mulai berubah.Sekarang tidak hanya kemampuan kognitif yang disebut cerdas,tapi juga emosi,spiritual,motivasi dan feeling intellegence.Selama ini banyak dari orangtua yang masih berpegang pada pemahaman lama dalam memandang kecerdasan anak,yakni dengan mengidentivikasikan kecerdasan anak pada patokan nilai disekolah semata.
Padahal,masih banyak kecerdasan-kecerdasan anak lainnya yang bisa diasah kemampuannya bahkan peranannya 80% berhasil menggiring keberhasilan hidup di masa sekarang ini.Ada pun kecerdasan-kecerdasan lain yang dimaksud,diantaranya adalah kecerdasan emosi ( Emotional Quotient ),kecerdasan spiritual ( Spiritual Quotient ),kecerdasan tahan banting atau tahan malang ( Advertisy Quotient ) yakni sebuah kecerdasan yang dapat mengubah musibah menjadi peluang keberhasilan.
Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intelligence ) dan kecerdasan lainnya yang sudah dikenal di masyarakat.
" Yang pasti,jangan paksakan anak untuk pintar secara matematis kalau ternyata ia tidak mampu.Bisa jadi ia punya kecerdasan lain yang juga patut dihargai.Misalnya,memiliki kecerdasan emotional.Ia mampu mengendalikan emosi,sayang terhadap adik dan kakak,dan teman-temannya ".
Penyampaian ini dimaksud bukan melarang anak untuk memiliki kecerdasan kognitif semata,tapi menganggap perlunya di apresiasi kecerdasan anak di bidang lain sehingga mereka bisa mengembangkan kecerdasan itu menjadi kekuatan hidup.
Anak mendapat julukan cerdas,karena memiliki taraf inteligensia yang tinggi.sementara anak pandai merupakan istilah yang diberikan masyarakat luas untuk menunjukkan bahwa seorang anak punya rangking tinggi dikelasnya.
" Anak yang cerdas adalah anak yang berotak rimbun,jadi segala sesuatunya tidak diukur dengan rangking.Rangking sekolah merupakan satu tindakan pengancaman bagi si anak." Sebaiknya,orangtua harus merangsang anak dengan menjadikan rumah sebagai tenpat mengasah kecerdasan anak.
Sebaiknya agar orangtua juga memberi ruang yang luas pada putra-putrinya untuk meng-ekspresikan dan meng-eksplorasikan rasa ingin tau mereka,agar jiwa dan semangat intelektualnya terus berkembang.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.