Hari
ini di ulang tahunmu, kutulis
surat cinta untukmu.....
Nak, saat pertama engkau hadir melihat dunia dengan
tangisanmu yang merdu yang membuat semua orang yang melihat tersenyum bahagia,
langsung kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku. Engkau adalah sebagai
bukti dan pengikat bahwa kami tak akan pernah terpisahkan oleh apapun dan
siapapun.
Masih
jelas tergambar, saat menanti kelahiranmu dulu, besar kecemasanku yang belum
hilang hingga saat ini dan masih saja teringat masa-masa yang membuat ibu cemas
yang entahlah, masa-masa lelah yang sangat-sangat bahagia. Kecemasan yang
besar, lelah, keringat dan indah itu karena didasari sebuah yang kita sebut
cinta. Meskipun demikian, ketahuilah, menjadi seorang ibu sangat berat dan
sangat sulit. Tapi ibu akui, betapa sepanjang masa kehadiranmu disisiku, semua
beban, semua lelah, semua kesulitan hilang dan raib menemui makna keberadaanku
dan tugas seorang ibu terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah suatu masa
terindah dan paling aku banggakan dihadapan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan
sekalipun aku membanggakanmu saat nanti ketika aku duduk berduaan denganmu
dihadapanNya, hingga saat usia senja menanti disebuah kursi goyang, teh hangat
dan pelukan cinta.
Seiring
waktu berjalan detik demi detik yang slalu engkau petik tiap nafas dan ketika
engkau tumbuh dan beranjak besar dan telah pandai berjalan bahkan bicara dan
ketika engkau telah mampu membantah suruhanku dengan kata "ENGGAK
MAU", kamu tahu nak, membuat tersentak dihatiku. Sehingga pada ahirnya
membuat diriku tersadarkan siapa engkau sesungguhnya. Engkau adalah sebuah
mukjizat, bukan pula milik Ayahmu dan engkau adalah milik Tuhan yang dititipkan
kepadaku. Dari itu aku sadar bahwa tak ada hakku menuntut pengabdian darimu.
Karena pengabdian sesungguhnya hanya patut untuk-Nya yaitu Allah.
Sejak
saat itu, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang
sebenarnya. Tugasku bukanlah membuatmu dikagumi orang lain, tapi tugasku
sebenarnya adalah membuatmu dicintaiNya, dan aku harus mendekatkanmu kepadaNya.
Inilah usaha terberatku, karena disitu artinya aku harus terlebih dahulu
memberikan contoh kepadamu bagaimana mendekatkan diri sebagai seorang manusia
denganNya. Keinginanku harus sesuai dengan keinginanNya Sang Pemilikmu agar
perjalananku untuk mendekatkanmu kepadaNya tak lagi terlalu sulit.
Harapku
kelak saat memulai perjalanan hidup bersamamu, tak pernah engkau kami biarkan
tersandung kerikil tajam, terperosok kelembah hitam. Kugenggam jemarimu kupeluk
jiwamu, agar dapat engkau rasakan hangatnya perjalanan cinta kami.
Saat
engkau mengeluh lelah dan letih saat berjalan, kutarik engkau dengan belaian
kasih sayang karena kita memang tak boleh berhenti disini. Perjalanan mendekat
denganNya tak kenal letih dan lelah, tak kenal berhenti. Berhenti berarti mati
mata hati. Inilah kata-kataku kepadamu.
Rajin
Sholat, rajin ngaji dan belajar itu harapku.... agar kelak menjadi penghuni
Surga-Nya Allah. Selamat Ulang Tahun Sayang.... Ayah dan Ibu selalu menyayangimu
selalu dan untuk selamanya.