Penulis : Adelia Vera
Penerbit : DIVA Press
Cetakan : I, 2012
Tebal : 187 Halaman
ISBN : 978-602-7723-09-2
Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi pad siswa atau guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang dilakukan siswa. Misalnya :
- Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan guru yang sedang mengajar).
- Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana belajar yang itu-itu saja.
Bagaimana menciptakan suasana belajar yang baik?
Apa syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang baik?
Apa Alternatif dan dimana tempat Belajar yang menyenangkan selain diruang kelas ?.
Bagaimana menciptakan belajar menyenangkan di luar kelas?
Dalam buku ini menawarkan metode dan penerapan belajar-mengajar di luar kelas. Alasan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di luar kelas bukan sekadar karena bosan belajar kelas ataupun karena merasa jenuh belajar di ruangan tertutup. Akan tetapi, lebih dari itu, kegiatan belajar-mengajar di luar kelas memiliki tujuan-tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai dengan cita-cita pendidikan. Salah satunya yaitu menyediakan setting yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. Dengan kata lain, mereka diharapkan tidak gugup ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi (Hal. 21-22).
Dengan metode tersebut, peserta didik akan mendapat perubahan dalam menangkap pelajaran. Jika di dalam kelas pengajarannya bersifat monoton, maka di luar kelas di dalam buku dianjurkan agar proses pengajaran bersifat dialog guna mendidik peserta didik cakap dalam mengutarakan ide-idenya. Karena pengajaran dianggap gagal jika peserta didik pasif dalam menghadapi berbagai persoalan dan fenomena kehidupan.
Di dalam buku disebutkan beberapa materi pelajaran yang cocok dan relevan untuk diajarkan di luar kelas. Di antara pelajaran-pelajaran itu yaitu; Pelajaran bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Namun, meskipun demikian bukan hanya pelajaran itu saja sangat cocok diajarkan di luar kelas. Jika pelajaran yang memang perlu diajarkan di luar kelas karena kondisi yang membosankan, maka selayaknya dilaksanakan di luar kelas guna memaksimalkan hasil pengajaran pada peserta didik (Hal. 66-79).
Sayang sekali jika palajaran-pelajaran tersebut tidak disesuaikan dengan kondisi peserta didik dalam pengajarannya. Karena sukses atau tidaknya pengajaran tersebut pendidik harus mampu melihat kondisi yang diinginkan peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Semangat peserta didik akan turun naik dalam mengikuti materi pelajaran jika metodenya masih konsisten di dalam kelas yang bersifat monolog. Meskipun tidak monolog, rasa bosan juga akan timbul dengan kelas yang bersifat statis.
Ada hal yang sangat urgen ketika sorang pendidik mengajar di luar kelas. Yang mana hal ini harus diperhatikan oleh pendidik. Di antaranya yang perlu diperhatikan bahwa pendidik ketika mengajar di luar kelas harus mampu menjadi fasilitator, teman belajar, pelatih, dan yang sangat urgen menjadi motivator. Sebenarnya metode demikian juga layak diajarkan di dalam kelas. (Hal. 144-177).
Bagaimana menciptakan belajar menyenangkan di luar kelas?
Dalam buku ini menawarkan metode dan penerapan belajar-mengajar di luar kelas. Alasan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di luar kelas bukan sekadar karena bosan belajar kelas ataupun karena merasa jenuh belajar di ruangan tertutup. Akan tetapi, lebih dari itu, kegiatan belajar-mengajar di luar kelas memiliki tujuan-tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai dengan cita-cita pendidikan. Salah satunya yaitu menyediakan setting yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. Dengan kata lain, mereka diharapkan tidak gugup ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi (Hal. 21-22).
Dengan metode tersebut, peserta didik akan mendapat perubahan dalam menangkap pelajaran. Jika di dalam kelas pengajarannya bersifat monoton, maka di luar kelas di dalam buku dianjurkan agar proses pengajaran bersifat dialog guna mendidik peserta didik cakap dalam mengutarakan ide-idenya. Karena pengajaran dianggap gagal jika peserta didik pasif dalam menghadapi berbagai persoalan dan fenomena kehidupan.
Di dalam buku disebutkan beberapa materi pelajaran yang cocok dan relevan untuk diajarkan di luar kelas. Di antara pelajaran-pelajaran itu yaitu; Pelajaran bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Namun, meskipun demikian bukan hanya pelajaran itu saja sangat cocok diajarkan di luar kelas. Jika pelajaran yang memang perlu diajarkan di luar kelas karena kondisi yang membosankan, maka selayaknya dilaksanakan di luar kelas guna memaksimalkan hasil pengajaran pada peserta didik (Hal. 66-79).
Sayang sekali jika palajaran-pelajaran tersebut tidak disesuaikan dengan kondisi peserta didik dalam pengajarannya. Karena sukses atau tidaknya pengajaran tersebut pendidik harus mampu melihat kondisi yang diinginkan peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Semangat peserta didik akan turun naik dalam mengikuti materi pelajaran jika metodenya masih konsisten di dalam kelas yang bersifat monolog. Meskipun tidak monolog, rasa bosan juga akan timbul dengan kelas yang bersifat statis.
Ada hal yang sangat urgen ketika sorang pendidik mengajar di luar kelas. Yang mana hal ini harus diperhatikan oleh pendidik. Di antaranya yang perlu diperhatikan bahwa pendidik ketika mengajar di luar kelas harus mampu menjadi fasilitator, teman belajar, pelatih, dan yang sangat urgen menjadi motivator. Sebenarnya metode demikian juga layak diajarkan di dalam kelas. (Hal. 144-177).
Metode dan cara-cara tersebut sangatlah mudah untuk diterapkan oleh pendidik untuk mengajar di luar kelas. Kesulitan dan kemudahan tersebut berada pada diri pendidik. Jika kemauan pendidik untuk memaksimalkan belajar-mengajar di luar kelas, maka prosesnya akan berjalan lancar. Itu semua sejauh mana kepedulian pendidik untuk mengajarkan materi di luar kelas secara berkala sesui dengan keadaan yang menuntutnya.
Secara umum dalam buku ini mengulas beberapa metode mengajar peserta didik di luar kelas. Jika dilihat dari ulasannya hanya pantas untuk diterapkan pada anak-anak sekolahan saja. Namun, substansinya sangat memberikan sumbangsih pula dalam pengajaran di berbagai perguruan tinggi yang sifatnya lebih bebas dari lingkungan sekolah. Perbandingan antara belajar-mengajar di dalam kelas dan luar kelas, peralatan-perlatan yang dibutuhkan, pelajaran yang dipilih, lokasi-lokasi yang tepat, konsep pengajaran, metode dan cara mengajar dalam pengajaran di luar kelas.