Miris memang, tapi itulah kenyataan yang aku harus hadapi dan rasakan, mengikuti Diklat Kepustakawanan 110 Jam harus saya bayar dengan biaya sendiri. entah apa yang ada dalam benak mereka. tapi sudahlah... untuk kebaikan dan nama baik institusi, aku tak mau sentimen pribadi itu mengubah langkahku untuk tetap mengikuti diklat ini demi lahan pertanianku.
Hari ini 19-10-2015 adalah hari pertama aku masuk mengikuti Diklat Hingga 10 hari kebelakang aku akan ngantor di Badan Perpustakaan Propinsi berarti itu hinggatanggal 29 Oktober 2015. Sedih sudah pasti tapi aku tak akan larut agar ilmu nya bisa aku peroleh.
seluruh peserta Diklat yang hadir mayoritas berlatar belakang Seorang Guru Bahasa yang ditugaskan menjadi pustakawan untuk mengisi 6 jam kekurangan mengajarnya.
Teman yang memberi ilmu sangat berarti buatku adalah Pak Sujak, dia bukan pustakawan melainkan seorang guru kimia pada sebuah sekolah swasta ternama di kota Balikpapan. Darinya aku mendapat ilmu yang bermanfaat tentang penggunaan aplikasi Slim Cendana. Mulai dari proses impor member anggota, hingga impor koleksi buku semua diajarkannya padaku, sayang aku belum mendapat ijin resmi untuk menggunakan aplikasi tersbeut padahal aplikasinya sudah sangat lengkap dan very simple.
Setelah beberapa hari mengikuti diklat, saya baru menyadari bahwa ilmu kepustakawanan yang saya miliki masih sangat kurang. masih banyak yang harus saya benahi. Ternyata benar, Ilmu itu harus di cari, jangan menjadi katak dalam tempurung.